Pengertian Tata Cahaya
Tata cahaya adalah seni pengaturan
cahaya dengan mempergunakan peralatan pencahayaan agar kamera mampu melihat
obyek dengan jelas, dan menciptakan ilusi sehingga penonton mendapatkan kesan
adanya jarak, ruang, waktu dan suasana dari suatu kejadian yang dipertunjukkan
dalam suatu pementasan. Seperti halnya mata manusia, kamera video
membutuhkan cahaya yang cukup agar bisa berfungsi secara efektif. Dengan
pencahayaan penonton akan bisa melihat seperti apa bentuk obyek, di mana dia
saling berhubungan dengan obyek lainnya, dengan lingkungannya, dan kapan
peristiwa itu terjadi.
Kerja kamera elektronik sangat
dipengaruhi oleh sistem pencahayaan . Hal ini sesuai dengan karakter sistem
proses perekaman gambar oleh kamera elektronik, sehingga masalah-masalah
mengenai tata cahaya sangatlah penting peranannya dalam sebuah kegiatan perekaman
gambar.
Cahaya menurut sumbernya dibedakan
dalam Cahaya bersumber dari alam, seperti cahaya matahari ( natural
light/daylight) dan Cahaya yang diciptakan atau bersumber dari lampu, api
(artifisial light/tungsten)
Sumber cahaya itu sendiri mempunyai
karakteristik jenis cahaya dan intensitas cahaya yang bermacam-macam. Kita
abaikan dulu permasalahan ini, kita coba untuk memperlakukan sebuah sistem yang
aplikatif terhadap kerja kamera.Seperti teori dasar tata cahaya. Dalam
setiap pengambilan gambar dipengaruhi oleh kondisi tata cahaya yang ada, apapun
kondisinya tetapi hasilnyapun juga mengikuti kondisi tata cahaya
tersebut. Namun untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal maka kita
dapat mengikuti teori dasar tata cahaya yang berlaku, walaupun pada praktek
kerja kita dapat mengembangkan kreasi kita sesuai keinginan dan hasil yang akan
dicapai.
Prinsip Dasar Tata Cahaya
Ini sudah menjadi rumusan atau formula dasar sebuah
pencahayaan dalam produksi video, film, dan foto. Tiga poin penting itu terdiri
atas : Key Light, Fill Light, Back Light.
1. Key light
Pencahayaan utama yang diarahkan pada objek. Keylight
merupakan sumber pencahayaan paling dominan. Biasanya keylight lebih terang
dibandingkan dengan fill light. Dalam desain 3 poin pencahyaan, keylight
ditempatkan pada sudut 45 derajat di atas subjek.Fill Light
2. Fill Light
Pencahayaan pengisi, biasanya digunakan untuk
menghilangkan bayangan objek yang disebabkan oleh key light. Fill light
ditempatkan berseberangan dengan subyek yang mempunyai jarak yang sama dengan
keylight. Intensitas pencahyaan fill light biasanya setengah dari key light.
3. Back Light
Pencahayaan dari arah belakang objek, berfungsi untuk
meberikan dimensi agar subjek tidak “menyatu” dengan latar belakang. Pencahyaan
ini diletakkan 45 derajat di belakang subyek. Intensitas pencahyaan backlight
sangat tergantung dari pencahayaan key light dan fill light, dan tentu saja
tergantung pada subyeknya. Misal backlight untuk orang berambut pirang akan
sedikit berbeda dengan pencahayaan untuk orang dengan warna rambut hitam.
Fungsi Tata Cahaya
Secara umum, tata cahaya berfungsi untuk membentuk
situasi, menyinari gerak pelaku, dan
mempertajam ekspresi demi penciptaan karakter pelaku. Dengan demikian,
imajinasi publik ke situasi tertentu, yang tragis, yang sublim, yang lepas dari
dunia keseharian atau spesifik iluminasi.
Secara khusus, tata cahaya dapat berfungsi untuk :
1. Mengadakan pilihan bagi segala hal yang diperlihatkan
Hal yang sangat penting bagi cahaya lampu adalah dapat
berperan di atas panggung untuk membiarkan penonton dapat melihat dengan enak
dan jelas. Apa yang terlihat akan bergantung pada sejumlah penerangan, ukuran
objek yang tersorot cahaya, sejumlah cahaya pantulan objek, kontrasnya dengan
latar belakang, dan jarak objek dan pengamatnya.
2. Mengungkapkan bentuk
Jika sebuah pementasan lakon disoroti dengan cahaya
lampu biasa, maka para pemeran, dan peralatan (properti), dan semua bagian dari
skeneri akan nampak datar atau flat, tidak menarik. Di sini tidak nampak sinar
tajam (high-light), tidak ada bayangan, dan monoton. Agar objek yang terkena
cahaya nampak dengan bentuk yang wajar, maka penyebaran sinar harus memiliki
tinggi-rendah derajat pencahayaan yang memberikan keanekaragaman hasil
perbedaan tinggi-rendahnya derajat pencahayaan itu.
Pengungkapan bentuk pada hakikatnya disempurnakan oleh
pencahayaan. Sudut datang cahaya dan arah cahaya lampu khusus, harus diramu
bersama dengan hati-hati sehingga menghasilkan pencahayaan yang seimbang hingga
ada pembeda antara keremangan dan bayangan. Kontras dan keanekaragaman warna
juga merupakan bagian-bagian yang harus dapat dibedakan sehingga dapat memikiat
perhatian penonton.
3. Membuat gambar wajar
Di dalam fungsi ini, juga termasuk cahaya lampu tiruan
yang menciptakan gambaran cahaya wajar yang memberi petunjuk terhadap waktu
sehari-hari, waktu setempat, dan musim.
4. Membuat komposisi
Membuat komposisi dengan cahaya adalah sama dengan
menggunakan cahaya sebagai elemen rancangan. Hal ini terkait dengan kebutuhan
skeneri, objek mana yang harus disorot dengan intensitas yang rendah/tinggi
hingga berkomposisi bagus, pola-pola bayangan juga harus diperhatikan.
5. Menciptakan suasana (hati/jiwa)
Dengan pengaturan cahaya diharapkan dapat menciptakan
suasana termasuk adanya perasaan atau efek kejiwaan yang diciptakan oleh
pemeran dengan didukung oleh cahaya.
Peralatan Tata Cahaya
Kerja tata cahaya adalah kerja
pengaturan sinar di atas pentas. Kecakapan dalam mendisitribusi cahaya ke atas
pentas sangat dibutuhkan. Dengan peralatan tata cahaya, kontrol atau kendali
atas distribusi cahaya itu dikerjakan. Penata cahaya perlu mengendalikan
intensitas, warna, arah, bentuk, ukuran, dan kualitas cahaya serta gerak arus
cahaya. Semua kendali itu bisa dimungkinkan karena adanya peralatan
tata cahaya yang memang dirancang untuk tujuan tersebut. Penguasaan peralatan
wajib dipelajari oleh penata cahaya.
Bohlam
Bohlam (bulb, lamp) adalah sumber
cahaya. Bagian-bagian dari bohlam terdiri atas envelope, filament, dan base
(Gb.204). Envelope adalah cangkang yang terbuat dari gelas kaca atau kwarsa
untuk melindungi komponen dari udara dan mencegahnya dari kebakaran.
Gb.204 Bohlam
Filament merupakan komponen yang
mengubah panas listrik menjadi cahaya. Ukuran dan bentuknya bermacam-macam
disesuaikan dengan ketahanan panas dan hasil cahaya yang dinginkan. Karena
filament menghasilkan cahaya dari panas maka ia juga menjadi lemah karena panas
sehingga mudah rusak. Oleh karena itu pemasangan dan pelepasan bohlam hendaknya
dilakukan dengan hati-hati apalagi ketika kondisinya sedang menyala. Base,
adalah dasaran untuk meletakkan bohlam pada dudukan yang sesuai dan merupakan
komponen yang menghubungkan filament dengan arus listrik. Jenis dan bentuk base
berbeda-beda. Hal ini sesuai dengan dudukan yang disediakan pada masing-masing
jenis dan merk lampu dari pabrikan tertentu.
Gambar di atas memperlihatkan aneka
ragam bentuk bohlam. Hampir semua bohlam dibuat terpisah dengan reflektornya
tetapi pada lampu PAR bohlam dibuat satu unit dengan reflektor dan lensa
sehingga jika bohlam mati maka semua unit komponennya harus diganti. Pada
dasarnya jenis bohlam lampu panggung ada tiga yaitu; tungsten,
tungsten-halogen, dan discharge. Tungsten digunakan untuk lampu di bawah 1000
watt. Tungsten-halogen untuk lampu 1000 watt ke atas. Sedangkan discharge
adalah lampu yang hanya bisa dioperasikan secara manual seperti lampu
followspot. Penggunaan jenis bohlam ini didasari pada ketahanan material
menahan panas tinggi dalam kurun waktu yang lama. Karena bekerja dengan panas,
maka kualitas bohlam menurun seiring penggunaan waktu dan batas waktu hidupnya
(lifetime) telah ditentukan (terbatas).
Reflektor dan Refleksi
Untuk memancarkan cahaya dari bohlam ke
objek yang disinari dibutuhkan reflektor. Cahaya yang hanya berasal dari bohlam
sinarnya kurang kuat dan tidak terarah pancarannya. Dengan reflektor maka
pancaran cahaya yang berasal dari bohlam dapat ditingkatkan, diatur, dan
diarahkan. Lampu panggung menggunakan tiga jenis reflektor yaitu ellipsoidal,
spherical, dan parabolic. Reflektor ellipsoidal berbentuk lengkungan
setengah elips (lonjong) yang mengelilingi lampu sehingga mencipatkan efek
pancaran tiga dimensi. Jarak masing-masing sisinya terhadap sumber cahaya
tetap. Karena bentuknya tersebut cahaya yang dihasilkan oleh reflektor
ellipsoidal memiliki dua focal point (tittik temu fokus cahaya). Focal point 1
berasal dari titik fokus sumber cahaya (bohlam) kemudian memantul kembali ke
reflektor yang hasil refleksinya membentuk titik focal point 2 baru kemudian
menyebar (Gb.206).
Gb.206 Reflektor elipsoidal
Reflektor spherical memiliki
bentuk sisi yang membulat. Jenis reflektor ini memancarkan seluruh cahaya
langsung dari titik focal point ke reflektor yang merefleksikannya kembali
melalui focal point tersebut sebelum memencar. Jika dibuat garis lingkaran imajiner
maka panjang cahaya yang ditempuh masing-masing garis cahaya adalah sama.
Gambar 207 memperlihatkan refleksi cahaya melalui reflektor spherical.
Gb.207 Reflektor spherical
Reflektor parabolic memiliki bentuk sisi
parabola. Reflektor jenis ini merefleksikan cahaya langsung dari atau melalui
focal point kemudian menyebar secara paralel membentuk cahaya yang diameternya
hampir sama dengan diameter reflektor (Gb.208). Dengan demikian, diameter
cahaya yang dihasilkan sangat tergantung dengan diameter reflektor. Contoh
lampu sehari-hari yang menggu-nakan reflektor parabolic adalah lampu senter.
Gb.208 Refleksi prabolic
Selain refleksi yang dihasilkan melalui
reflektor, cahaya juga akan mengalami refleksi setelah menyentuh objek
penyinaran. Refleksi cahaya yang memantul setelah mengenai objek dapat
dibedakan menjadi empat jenis, yaitu specular, diffuse, spread, dan mixed.
Refleksi specular (seperti cermin) memantulkan arah cahaya tanpa mengubah
besaran cahaya alami dari sumbernya (Gb.209).
Gb.209 Refleksi specular
Refleksi diffuse terjadi ketika cahaya
yang mengenai permukaan objek memantul dengan pendar yang merata ke segala arah
(Gb.210). Contoh dari refleksi diffuse adalah ketika cahaya diarahkan ke sebuah
lukisan dua dimensi.
Gb.210 Refleksi diffuse
Refleksi spread sama seperti refleksi
diffuse tetapi persentase masingmasing garis cahaya tidak sama. Cahaya yang
mengenai objek dengan intensitas lebih tinggi garis cahayanya akan memendar dan
direfleksikan lebih panjang dari yang lain (Gb.211). Contoh refleksi
spread adalah ketika cahaya mengenai gumpalan aluminium foil.
Gb.211 Refleksi spread
Refleksi mixed, merupakan refleksi
campuran dari diffuse dan specular. Beberapa garis cahaya dipendarkan secara
merata ke segala penjuru arah tetapi sebagian garis cahaya dipantulkan seperti
cermin (Gb.212). Contoh refleksi mixed adalah ketika cahaya menyinari gagang
pintu dari logam, jam tangan emas, atau lantai kayu yang mengkilat.
Gb.212 Refleksi mixed
Warna Cahaya
Warna cahaya adalah spetrum warna
yang melekat bersama gelombang cahaya sehingga memantulkan warna tertentu pada
subject yang terkena cahaya tersebut, pada pagi dan sore hari pantulan cahaya
matahari pada subject akan meninggalkan warna kemerahan ketika tertangkap oleh
kamera sedangkan pada siang hari, cahaya matahari yang terpantul pada subject
akan meninggalkan warna abu-abu.
Contoh : Dalam pertunjukan teater
realis yang meniru warna cahaya matahari maka harus benar-benar dibedakan
antara warna matahari di saat fajar, pagi, siang, dan sore hari. Kesalahan
pemilihan warna dapat berakibat fatal berkaitan dengan latar waktu kejadian
peristiwa. Misalnya, seorang pemain mengucapkan kalimat, “Pada saat fajar
menyingsing ini, aku bulatkan tekadku!”, sementara warna cahaya yang
ditampilkan adalah putih terang. Hal ini akan menimbulkan keanehan karena
matahari pada fajar hari berwarna semburat kemerahan dan bukan putih terang.
Out Of Topic Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon